Bagi umat Muslim, Ramadhan menjadi momen penting untuk memperbaiki diri dan memperbanyak ibadah sebelum menyambut Idul Fitri. Namun, sudah menjadi rahasia umum, Ramadhan juga memberi berkah untuk sebagian orang melalui bisnis kuliner, terutama kudapan berbuka puasa (ta’jil).
Untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin memulai bisnis kuliner Ramadhan, Harian Kompas bersama Sriboga Flour Mill menyelenggarakan cooking class memasak kuliner Ramadhan, Sabtu (20/5), di Gourmet House, Jalan Gajah Mada 131, Semarang. Menu yang diajarkan, yakni nastar gulung, cheese roll, choco lava cake, dan black burger chicken katsu.
“Menunya kami pilihkan yang berbeda namun tetap layak jual, supaya peserta tidak terjebak memproduksi kudapan Ramadhan yang sudah pasaran dan perang harga dengan produsen yang sudah lebih dulu eksis,” kata Business Representative Manager Harian Kompas Dwi Parlina Muktikawati.
Sebanyak 100 peserta berpartisipasi dalam acara ini. Mereka dibagi dalam kelompok yang terdiri atas lima orang, dan setiap tim berkesempatan praktik langsung membuat salah satu menu. Sebelum praktik, chef profesional dari Gourmet House mendemokan cara membuat resep, sekaligus memberikan tips membuat adonan yang benar.
Salah seorang peserta, Yoana, merasa puas mengikuti acara tersebut. Wanita yang hobi memasak ini sengaja mengikuti acara ini untuk mempersiapkannya dalam merintis usaha kuliner saat Ramadhan nanti. “Menu-menu yang diajarkan sesuai dengan rencana saya untuk bisnis kuliner nanti. Acaranya juga menarik, seru, kami dapat ilmu, chef-nya oke, dan sebenarnya bisa lebih seru kalau durasinya lebih lama lagi,” katanya.
Selain kelas memasak, dalam acara ini juga digelar talkshow bersama Fenny Wijanarko, pendiri akun @AkuCintaMakananSemarang. Kepada para peserta, Fenny berbagi ilmunya dalam mempromosikan sebuah menu makanan kepada masyarakat melalui media sosial Instagram. Fenny juga memberikan tips menjepret foto makanan yang membuat lapar siapapun yang melihatnya.
“Karena di Instagram, kita hanya bisa menjual gambar, bukan rasa. Jadi sebisa mungkin foto yang dihasilkan itu menggugah selera siapa pun yang melihatnya. Caranya ya antara lain dengan pencahayaan matahari, artistik yang menarik dan angle yang tepat,” kata Fenny.
Fenny juga mengimbau para peserta yang berminat merintis usaha kuliner untuk mulai aktif menggunakan media sosial, khususnya Instagram. Jadi, produknya dapat cepat dikenal orang dan mudah ditemukan konsumen.
“Karena sekarang zamannya media sosial. Promosi lewat media sosial sangat efektif untuk mempromosikan jualan kita. Maka kalau Anda mau jualannya laris ya minimal harus punya akun Instagram,” sarannya.
Tepung Ninja
Dalam kesempatan yang sama, Sriboga Flour Mill memperkenalkan produk super premium terbarunya yang diberi nama Ninja. Menurut Promotion Head Sriboga Flour Mill Robert Erwyn, tepung berprotein rendah ini merupakan terobosan terbaru Sriboga dalam menghasilkan tepung yang berkualitas setara produk impor, tapi dengan harga yang jauh lebih murah karena bahan baku berasal dari dalam negeri.
Kehadiran tepung Ninja ini melengkapi daftar produk super premium Sriboga yang telah lebih dulu ada, yakni Hime yang cocok untuk membuat roti ala Jepang yang lembut, dan Double Zero untuk membuat aneka roti khas Eropa seperti pastry, danish, croissant. “Ninja sendiri cocok untuk membuat cake dan cookies. Hasilnya adalah kue yang lembut, mengembang dengan baik juga cookies yang renyah.”
Dalam suasana ulang tahun ke-19 Sriboga pada 15 Mei 2017, Sriboga menghadirkan kue ulang tahun raksasa yang terbuat dari tepung Ninja. Setelah dihias, kue tersebut dibagikan kepada peserta untuk dicicipi sekaligus agar peserta melihat kualitas kue yang dihasilkan dari adonan tepung Ninja.