Trijaya Bakery
Kisah Usaha Jatuh Bangun Trijaya Bakery, Kini Banyak Cabangnya
Trijaya Bakery, yang kini memiliki banyak cabang, memulai perjalanannya pada tahun 2009. Tri Wahyuni sebagai pemilik, mengawali usaha ini dari pelatihan kewirausahaan desa yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan di Kelurahan Bugel, sebuah program Desa Vokasi. Salah satu pelatihan yang diikutinya adalah membuat aneka roti kering dan aneka snack.Awalnya, Tri Wahyuni membuat onde-onde ketawa atau gelek. Namun, setelah satu tahun, usaha pertamanya ini mengalami kegagalan karena ia terlalu fokus pada pemasaran dan kurang memperhatikan kualitas. Ia kemudian mencoba beralih ke usaha kedua, yaitu membuat donat. Usaha donat pun gagal di tahun kedua karena donat tidak dapat bertahan lama, dan rasanya sudah berubah di hari kedua.Titik balik datang ketika Tri Wahyuni mengikuti pelatihan atau baking class berbayar sekitar Rp35.000 yang diselenggarakan oleh Sriboga dan Filma. Dari pelatihan ini, ia banyak belajar tentang cara membuat dan mengembangkan roti.Saat ini, Trijaya Bakery menawarkan berbagai varian produk, kurang lebih ada 79 varian, meskipun tidak semuanya diproduksi setiap hari. Ada jadwal produksi tertentu untuk beberapa produk. Contohnya, pisang bolen hanya diproduksi pada hari Senin, sedangkan lapis legit selalu tersedia setiap hari karena ini yang best seller. Contoh lainnya yaitu Browncheese, diproduksi tiga kali seminggu.Tri Wahyuni mulai menggunakan tepung Sriboga sejak tahun 2012 dan tidak pernah beralih merek. Pada awalnya Ia mendapatkan bantuan tepung naga hijau dari Dinas Koperasi dan UMKM. Konsistensi dalam penggunaan bahan baku ini bertujuan untuk menjaga rasa khas roti Trijaya yang selalu diingat pelanggan. Ia bahkan berinovasi dengan membuat kue menggunakan tepung protein tinggi (double zero), sesuatu yang dianggap tidak mungkin oleh banyak orang.Trijaya Bakery kini memiliki enam outlet. Lokasi-lokasinya meliputi Mugel (Sempir Mugel), depan Rumah Sakit DKT, depan Pom Bensin Gedong Songko Bandungan, Getasan (depan Polsek Getasan), Nglero, dan Suruh. Outlet di Bugel bahkan memiliki restoran. Trijaya Bakery ingin menyajikan produk berkualitas dan enak dengan harga yang terjangkau.Pengalaman paling berkesan bagi Tri Wahyuni adalah ketika mereka pertama kali mendapatkan pesanan sekitar 4.000 roti ring dengan hanya 100 cetakan, yang harus diselesaikan dalam satu hari. Pesanan ini berhasil diselesaikan berkat tim yang solid. Saat ini, Trijaya Bakery memiliki sekitar 40 karyawan yang bertanggung jawab atas pendistribusian di semua cabang. Produksi dilakukan di satu tempat untuk pengawasan dan menjaga kualitas. Setiap pagi, dua driver melakukan pendistribusian agar semua cabang mendapatkan produk segar. Karyawan diambil dari masyarakat sekitar sebagai upaya pemberdayaan dan peningkatan ekonomi warga, dengan harapan dapat mengangkat masyarakat menengah ke bawah menuju Indonesia maju.Tri Wahyuni bercita-cita untuk menciptakan roti khas Salatiga yang akan menjadi produk unggulan Salatiga dan Trijaya. Untuk para baking lover, Tri Wahyuni berpesan untuk memulai usaha dengan semangat, terus berinovasi, berkreasi, dan yang paling utama yaitu pantang menyerah.
Lebih Detail
Martabak Acil Gama
Martabak Acil Gama
Berawal dari susahnya mencari pekerjaan dikarenakan hanya mempunyai pendidikan dasar. Suprapto yang mempunyai tekad tinggi karena ingin mengubah nasib yang hanya menjadi pekerja biasa menjadi seorang pengusaha. Pada tahun 2003, Suprapto (owner Acil Gama) memulai untuk merintis usaha martabaknya. Pada saat itu dengan modal yang pas-pasan Suprapto berharap suatu saat akan menjadi pengusaha sukses. Namun diawal perjalanan dalam merintis usahanya tidak mulus karena tidak dibekali keahlian yang cukup. Bahkan di bulan kelima usahanya berjalan mengalami kebangkrutan. Hal itu dikarenakan martabaknya kurang enak. Setelah satu bulan pasca menutup usahanya Suprapto mendapatkan modal pinjaman dari beberapa teman, dan membuka usaha kembali. Namun usahanya tidak mengalami perubahan hanya jalan di tempat dan tidak ada perkembangan sama sekali dari tahun 2003 bahkan sampai tahun 2009. Suprapto terus mencoba bermacam-macam resep untuk mendapatkan martabak dengan tekstur dan rasa yang sesuai harapannya. Menyadari perkembangan usahanya yang begitu-begitu saja, Suprapto mencoba untuk mencari ilmu. Pada kesempatan saat itu ada undangan dari toko tempat ia belanja untuk menghadiri seminar dari PT. Sriboga Raturaya (pada saat itu). Dari pertemuan dengan Sriboga itulah kesempatan untuk banyak mengetahui tentang dunia usaha. Setelah mengikuti berbagai seminar dengan Sriboga yang diadakan rutin setiap bulan Suprapto mulai mengetahui tentang bagaimana cara usaha yang benar mulai dari cara mengatur pembukuan, metode pemasaran, dan manajemen usaha lainnya bahkan sampai Sriboga mendatangkan Chef-chef Sriboga untuk trial di Martabak Acil Gama. Setelah ia mengikuti beberapa kali trial dengan chef-chef yang handal dari Sriboga, disitulah Suprapto mulai menemukan resep yang sesuai harapannya. Dengan pengetahuan yang ia dapat dari berbagai kegiatan dengan Sriboga kini usaha Martabak Acil Gama mulai berkembang. Martabak Acil Gama yang semula omzetnya hanya 3 kg perhari beranjak naik menjadi 2 sak perhari dari beberapa outletnya. Tidak berhenti disitu Martabak Acil Gama selalu melakukan inovasi baik dalam segi produksi maupun pemasarannya. Untuk menambah omzet dan memperluas pangsa pasar yang lebih luas khususnya di Kota Bandung, Suprapto bekerja sama dengan layanan pesan antar makanan online (GO-FOOD). Setelah terdaftar sebagai mitra GO-FOOD Martabak Acil Gama kini semakin dikenal di Kota Bandung. Perkembangan Martabak Acil Gama tentu saja tidak dilakukan dalam waktu sekejap. Mencoba dan melakukan yang terbaik dan banyak belajar adalah salah satu jalan menuju kesuksesan.
Lebih Detail
ESTHY BAKERY
ESTHY BAKERY
Nama : ESTHY SETIYADIAlamat : Jl. Yogya solo Km 16 ( belakang juru supit Bogem ) kalasan prambanan sleman yogyakartaNarasumber : Esthy SetiyadiMerk terigu : TE Sp, Berung Biru , Ninja, Double ZeroKapasitas : 250sak/bulanBerdiri tahun 2001, pernah jatuh di 2006 karena Gempa bumi dan bangkit lg th 2007 - sekarang
Lebih Detail
Zieda Bakery
Zieda Bakery 2
Diakhir tahun 2005 Pak Mahmud memulai usaha bersama sang istri dengan membuat usaha rumahan pembuatan roti dan cake dengan nama Zieda Bakery.Awalnya Pak mahmud dan istri membuat usaha ini membeli tepung curah yang dijual di pasar, karena Background Pak Mahmud dan istri bukan dari ilmu perbakingan, jadi hasil roti yang dihasilkan tidak seragam. pada suatu ketika Pak Mahmud mendapat kendala roti yang membuat roti, hasil roti yang dihasilkan tidak sesuai harapan. dan pada saat yang sama ada team dari Sriboga memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi Pak Mahmud, yaitu dengan memberikan sample tepung terbaik dalam membuat roti. Tanpa pikir panjang langsung di coba oleh Pak Mahmud dan hasilnya bagus dan sesuai ekspetasi. mulai dari itu Pak Mahmud menggunakan Tepung Sriboga dalam pembuatan produk roti dan cakenya. Salah satu keuntungan menjadi pelanggan sriboga selain maintenance atau kunjungan dari team Sriboga yang ada di Lapangan, Pak Mahmud dan team Zieda Bakery juga mendapatkan pembinaan ilmu Baking dari Sriboga Customer Center dan Ilmu Kewirusahaan serta bisnis dari Sriboga UKM Center. Harapan Pak Mahmud dan Zieda Bakery tetap terjaganya hubungan baik antara Sriboga dengan para pelanggan, dan saling mendukung dalam kebaikan.
Lebih Detail
Instagram Social Media Sriboga Flour Mill Youtube Chanel Sriboga Flour Mill Facebook Social Media Sriboga Flour Mill Tiktok Social Media Sriboga Flour Mill Linked In Social Media Sriboga Flour Mill
Hallo Chef